P
|
ertukaran
Informasi Bisnis Elektronik
ABSTRAK
Pertukaran
informasi bisnis pada saat ini umumnya dilakukan dengan cara yang konvensional,
yaitu menggunakan media kertas. Seiring dengan meningkatnya transaksi bisnis
suatu perusahaan tentu akan meningkat pula penggunaan kertas. Hal ini dapat
menimbulkan banyak masalah seperti keterlambatan dalam pertukaran informasi,
kebutuhan akan bertambah jumlah personil yang sekaligus juga berarti menambah
beban keuangan dalam perusahaan.Fakta-fakta ini telah menyebabkan
ketidakefisienan dalam dalam bisnis, khususnya yang berkaitan dengan pertukaran
informasi bisnis. Persoalan di atas tentu harus kita cari jalan keluarnya agar
efisiensi dalam transaksi bisnis dapat ditingkatkan. Kehadiran internet menjadi
sebuah jawaban untuk mengatasi berbagai problema di atas. Namun, jaminan
keamanan dalam transaksi melalui internet telah menimbulkan kekhwatiran orang
untuk bertransaksi melalui media maya ini. Kehadiran Electronic Data
Interchange (EDI) telah menjadi salah satu solusi untuk membuat keefisienan
dalam transaksi bisnis di Internet dan sekaligus memberikan jaminan keamanan
dalam bertransaksi tersebut.
PEMBASASAN
A. Pengertian
EDI (Electronic Data Interchange)
EDI atau Electronic Data Interchange, juga Electronic
Document Interchange adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam format standar yang
disetujui, dari dari
satu system komputer ke system komputer lainnya dalam bentuk elektronik. Sedangkan menurut kamus TI ( Teknologi
Informasi ) Pengertian EDI adalah metode untuk saling bertukar data bisnis atau
transaksi secara elektronik melalui jaringan komputer. Istilah
ini umum
dipakai dalam konteks perdagangan dan
bisnis khususnya perdagangan elektronik atau
e-dagang. Biasanya digunakkan oleh perusahaan-perusahaan dalam memudahkan
proses pertukaran
data transaksi yang
berulang-ulang antar perusahaan. EDI sangat bergantung kepada
pengembangan format standar untuk dokumen- dokumen bisnis seperti faktur pesanan pembelian, dan surat tanda terima.
B. Sejarah perkembangan EDI
Pada tahun 1964, seorang manajer
penjualan yang bekerja di
American Hospital Suplly (AHSC) menciptakan sebuah sistem untuk
menangani masalah inventoris dalam sebuah rumah sakit lokal
di Amerika
serikat. Manajer penjualan itu memberikan sejumlah kumpulan kartu
berlubang (punched card) kepada rumah sakit lokal
tersebut. Setiap buah punched card merepresentasikan tiap pembelian
barang dari AHSC, kemudian punched card ini dimasukkan ke dalam sebuah
kotak persediaan untuk mengindikasikan kapan barang tertentu harus dipesan
lagi. Di waktu yang bersamaan, punched card-punched card itu
dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam card reader yang disediakan untuk
para pelanggan.
Data dikirim melalui saluran
telepon tsandar ke sebuah kunci mesin punch (keypunch) di AHSC,
dimana set punched card–punched card yang identik diduplikasi.
Pemenuhan pesanan kemudian dikerjakan secara biasa.
Pertukaran data elektronik ini ternyata meningkatkan
keakuratan dan efisiensi dalam pemesanan persediaan-persediaan pada rumah sakit di Amerika
Serikat. Ketidakakuratan pemesanan berkurang, waktu pengiriman
menjadi lebih cepat, dan permasalahan kekurangan inventori pun dapat diatasi dalam rumah sakit-rumah sakit
tersebut. Dalam beberapa tahun ke depan, EDI yang sebelumnya hanya
berbasis sistem one-to-one
seperti yang pertama kali digunakkan oleh AHSC, kemudian berkembang menjadi
pasar-pasar elektronik baru yang berisi komunitas-komunitas indusri
pelanggan, pemasok, penghasil, dan fasilitator jaringan. EDI kemudian menjadi
suatu nilai penting dalam kemitraan perdagangan.
C. Prinsip
Teknologi EDI
Prinsip
dari teknologi EDI sebenarnya adalah menerjemahkan bahasa aplikasi dari sistim
yang sama-sekali berbeda menjadi bahasa yang terstandarisasi, sebagai contoh
dalam hal ini UN/EDIFACT yang merupakan singkatan dari United Nation Electronic
Data Interchange for Administration, Commerce and Transport. Teknologi EDI ini
adalah teknologi ‘less investment’ dimana pelaku bisnis tidak perlu lagi
membeli peralatan baru sebagai infrastruktur untuk pertukaran dokumennya,
dengan kata lain tetap menggunakan peralatan yang telah tersedia.
D. Cara
Kerja
Pada dasarnya EDI terdiri dari tiga komponen utama, yakni pesan standar, perangkat lunak EDI (EDI Converter), dan komunikasi.
Pada dasarnya EDI terdiri dari tiga komponen utama, yakni pesan standar, perangkat lunak EDI (EDI Converter), dan komunikasi.
Pertama, Pesan standar pada dasarnya berisikan
teks (text) yang memuat informasi dan rule sebagai penterjemah dari satu atau
lebih dokumen bisnis. Contoh dari pesan standart adalah Uniform Communication
Standar (UCM) yang mendefinisikan lebih kurang 15 tipe dokumen elektronik
diantaranya; purchase order, promotion announcement, price change, invoice,
dll.
Kedua,
Perangkat lunak EDI berfungsi sebagai sebagai penterjemah dari pesan standar
EDI ke dalam internal file format perusahaan penerima. Perangkat lunak EDI
harus terintegrasi dengan aplikasi bisnis yang dipakai.
Ketiga,
Komunikasi. Komunikasi dalam EDI dilakukan melalui antar mesin (komputer),
sehingga diperlukan infrastruktur komunikasi.
E. Tujuan utama
Tujuan
utama dari pemakaian teknologi EDI, sebenarnya adalah agar teknologi ini dapat
membantu para pelaku bisnis mengkomunikasikan dokumennya dengan pihak lain
lebih cepat, akurat dan lebih efisien karena sifatnya yang dapat mengeliminir
kesalahan yang diakibatkan proses re-entry dan dapat mengurangi pemakaian
kertas, komunikasi dan biaya-biaya lain yang timbul pada metode konvensional
sehingga diharapkan dapat menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan dan
diharapkan dapat meningkatkan laba kepada pemakainya. Apabila proses tersebut
terpenuhi, otomatis proses bisnis internal perusahaan tersebut akan menjadi
lebih baik, terencana dan pada akhirnya hubungan bisnis dengan pihak lain-pun
akan dapat lebih baik juga
F. Komponen dasar EDI
• Hub
(pihak yang memberikan perintah)
• Spoke (pihak yang menerima perintah)
• Computer (sebagai electronic hardware)
• Electronic software
• Spoke (pihak yang menerima perintah)
• Computer (sebagai electronic hardware)
• Electronic software
G. Standard EDI yang belaku saat ini adalah:
• SPEC 2000
• ANSI X12 Standard AS dan Canada
• EDIFACT (Standard Eropa)
• IEF
• Dll.
• SPEC 2000
• ANSI X12 Standard AS dan Canada
• EDIFACT (Standard Eropa)
• IEF
• Dll.
H. Keuntungan
dan kekurangan penggunaan EDI
Keuntungan dalam menggunakan EDI
a)
Waktu
pemesanan yang singkat
b)
Mengurangi
biaya
c)
Mengurangi
kesalahan
d)
Memperoleh
respon yang cepat
e)
Peluang
dalam bisnis
f)
Pengiriman
faktur yang cepat dan akurat
g)
Pembayaran
dapat dilakukan secara elektronik.
h) Meningkatkan
kemampuan bersaing
i)
Meningkatkan hubungan dengan mitra dagang
j)
Meningkatkan pelayanan pelanggan
Kekurangan dalam menggunakan EDI
a)
Perusahaan
harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk merekrut dan melatih karyawan
a)
Membutuhkan
protokol terstruktur yang tinggi
b)
Menambahkan
biaya keamanan informasi dari akses yang tidak diizinkan
c)
Tidak
mengizinkan konsumen untuk berkomunikasi atau bertransaksi dengan vendor dengan
mudah
Kesimpulan
Jadi
saya dapat menyimpulkan bahwa EDI ( Electronic Data Interchange ) ini merupakan
salah satu perkembangan teknologi yang berkaitan denga Sistem Informasi
Manajemen. Salah satu aplikasi penggunaan EDI dalam membantu sistem infrormasi
seperti yang dilakukan oleh pemerintah, yaitu untuk memperlancar arus barang di
pelabuhan. Pemakaian sistem EDl ini, juga akan menghindari “human error” dalam
pemasukan data, karena pertukaran data/dokumen semuanya dilakukan secara
“Computerized”
Daftar
pustaka
kamis,28
oktober2010 , “Artikel komputer”
,http://cuplis-cup.blogspot.com/2010/10/electronic-data-interchange.html, 30
November 2013.
16
november 2009, “EDI (elektronik data interchange)”,
http://hadianyana.wordpress.com/2009/11/16/edi-electronic-data-interchange/#respond,
30 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar